Membebaskan Diri dari Belenggu Masa Lalu: Daya Penyembuhan dari Memaafkan dan Melepaskan




Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya dalam topik tentang memaafkan & move on.


Banyak di antara kita yang berharap untuk dapat bergerak maju [move on] dalam kehidupan kita, namun masih belum bisa melepaskan masa lalu dan membiarkan kesalahan & pelanggaran orang lain, luka-luka, dan ketidakadilan di masa lalu membelenggu kita. Dengan membiarkan diri terbelenggu oleh kemarahan dan derita, maka ini artinya kita mengijinkan kejadian dan peristiwa masa lalu terus punya pengaruh negatif pada kita di berbagai aspek kehidupan kita. Ini semua tidak ada gunanya selain menguras tenaga batin dan mental, dan menjauhkan kita untuk menjalani kehidupan sepenuhnya yang sudah selayaknya kita semua alami dan nikamti. Sayang sekali, kita kerap belum sadar bahwa pengalaman-pengalaman masa lalu ini masih terus mempengaruhi kita sampai sekarang dalam artian negative, dan ini semua mempengaruhi sikap, kelakukan, cara pandang terhadap kehidupan dan keputusan-keputusan yang kita ambil.

Hampir dari kita semua pernah mengalami keadaan seperti ini. Kita merasa ada pola-pola sikap, prilaku dan pola pikir pada diri kita yang hendak kita ubah, namun kita mungkin merasa tidak berdaya untuk mengubahnya. Semua usaha yang kita coba nampaknya tidak membuahkan hasil memuaskan. Saat kita menggali makin dalam, masuk makin dalam ke diri kita untuk mencari dan menemukan sumber dari semuan ini, ada kemungkinan kita mempertalikan atau melihat adanya pertalian antara sikap, prilaku dan pola pikir ini dengan suatu kejadian atau pengalaman masa lalu. Dalam kasus-kasus tertentu, ini semua disebabkan oleh sebuah kejadian traumatis, atau entah itu pengkhianatan, ketidakadilan, serangan fisik atau penganiayaan mental dan perasaan [mental & emotional abuse] yang terjadi berulang-ulang selama periode tertentu. Meski begitu, menyadari dan menemukan sumbernya itu belum cukup untuk membuat kita berubah. Jika kita belum melepaskan derita, kemarahan, perasaan takut, dan membawa semua muatan dari pengalaman-pengalaman masa lalu ini dalam diri kita, kita akan terus ada dalam keadaan “get stuck,” dan membiarkan pengalaman masa lalu dan ingatan serta kenangan tentangnya membentuk masa depan kita dalam artian yang tidak sehat, bahkan boleh jadi ini akan semakin menimbulkan dan menambah penderitaan semakin banyak lagi di masa depan.

Lalu, ini semua akan semakin menyulitkan kita untuk memaafkan dan move on, untuk membangun, membina, merintis masa depan lebih baik, dan hidup dengan potensi-potensi yang berkembang penuh dan teraktualisasi secara maksimal. Mengapa memaafkan itu menjadi makin seulit, juga disebabkan karena orang masih menganut salah paham tentang arti dari memaafkan itu sendiri.  Memaafkan bukan artinya to “just forgive & forget,” yang mungkin artinya sekali kita memaafkan, maka persoalan sudah selesai dan hal serupa tidak mungkin terjadi lagi di masa depan. Memang tidak mudah untuk melupakan begitu saja semua itu. Melupakan atau berandai-andai itu semua tidak pernah terjadi boleh jadi malah membuat kita tidak memetik pelajaran apa pun dan saat kita tidak belajar, terbuka kemungkinan semakin besar kita akan mengalami kejadian serupa di masa mendatang.

Tetap ingat pada kejadian dan pelanggaran itu tidak salah, namun jangan pergi kemana-mana sambil memikul beban berat kemarahan, kepahitan, dendam, sepanjang hidup Anda. Belajarlah dari kesalahan masa lalu agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Namun, dalam artian tertentu boleh jadi pelajaran terpenting yang dapat Anda petik adalah pelajaran memaafkan itu sendiri, pelajaran “memberi maaf,” karena hidup tidak sepenuhnya ada dalam kendali kita. Mungkin, dalam artian dan situasi tertentu satu-satunya kendali yang kita punya adalah kendali untuk memilih untuk memaafkan, dan melepaskan [to let go]. Relung dalam hati Anda yang tadinya terisi oleh beban berat akan terlepas dan digantikan terisi oleh rahmat Tuhan. Apa yang tadinya Anda tahan atau pertahankan mati-matian at any cost, saat Anda melepaskannya Anda pun membuka hati Anda untuk seuatu yang lebih bernilai dan layak. Dalam artian ini memaafkan juga artinya berserah, namun bukan menyerah. Memaafkan bukan artinya Anda pasif untuk diperlakukan semena-mena, namun ini artinya Anda aktif untuk mengaktualisasikan Diri Sejati Anda, yang nilainya ujung-ujungnya tidak ditentukan oleh perbuatan dan hinaan si pelanggar. 

Maka, tindakan memaafkan juga dapat menjalani jalan untuk semakin menyadari Hakikat Diri Anda.
Memaafkan juga bukan lantas artinya menganggap apa pun luka dan kerugian yang mereka sebabkan pada Anda itu bisa dibenarkan. Namun di lain pihak, ada kemungkinan bahwa sikap, kelakuan, dan pola pikir yang Anda anut dan terapkan telah memicu mereka untuk melakukan perbuatan itu dan menyikapi Anda seperti itu. Salah tetap salah, apa pun alasan yang melatarbelakangi suatu tindakan dan sikap yang salah. Namun, memaafkan artinya tidak lagi membiarkan hidup Anda sekarang dibelenggu oleh masa lalu; meaafkan artinya Anda mau melepaskan derita dan sembuh dari luka; memaafkan artinya Anda tidak mau membiarkan diri sendiri terikat pada pengalaman dan si pelanggar dalam artian negatif; memaafkan artinya Anda membebaskan diri sendiri dan orang yang perlu Anda maafkan dari ikatan yang menjerat kalian berdua [namun ini khususnya menjerat diri Anda sendiri]. Memaafkan adalah pilihan untuk membebaskan diri dari beban derita, kemarahan, kebencian, kepahitan, dan rasa dongkol.

Memaafkan adalah suatu tindakan melepaskan, melepaskan diri sendiri dari batasan-batasan yang Anda bebankan & paksakan pada diri sendiri, dan pola-pola pikir dan prilaku yang merugikan diri sendiri. Ini semua membuat kita dibelenggu oleh masa lalu dalam artian negatif. Memaafkan artinya melepaskan [bukan mengumbar dan melampiaskan] kemarahan, rasa takut, derita, dan kepahitan, sehingga hati Anda pun terbuka untuk sukacita, kedamaian, dan kasih. Ya, memang orang lain telah melakukan kesalahan dan pelanggaran yang telah melukai kita dan mereka memang bertanggung-jawab untuk itu [namun ini bukan lantas artinya kita tidak perlu bertanggung-jawab untuk hidup kita sendiri dan cara kita merespons pada kejadian dan perlakuan orang lain]. Namun, orang-orang itu tidak bertanggung-jawab terhadap bagaimana cara kita menjalani sisa hidup kita, pilihan dan keputusan yang kita ambil sesudahnya, relasi-relasi dan pola-pola prilaku kita, yang menjadi tanggung-jawab kita sendiri dan bukan si pelanggar mula-mula.

Memaafkan adalah suatu pemberian yang Anda lakukan untuk diri sendiri. Ini adalah suatu pemberian ijin pada diri sendiri untuk bebas. Bebas dari belenggu, beban dan kepahitan masa lalu.

“Welcoming a Happy New Year 2016 – Moving on toward a better future.”

Dialihbahasakan & diolah dari: “Letting Go of the Past: The Healing Power of Forgiveness and Release” by Alexandra Windsong
Oleh: Boni Sindyarta, Psi
Sumber: thehealingway.com

Jika Anda membutuhkan jasa terjemahan & konsultasi psikologi berkualitas dengan harga terjangkau, silahkan menghubungi saya di: [bsindyarta@yahoo.com] untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Komentar