Bagaimana Menghadapi Pacar atau Pasangan yang Dependen?

Apakah Anda mempunyai pacar yang dependen? Bagaimana cara Anda menghadapinya? Pacar yang dependen biasanya merasa takut untuk ditinggalkan, namun di lain pihak ia juga ingin mengatur dan pegang kendali. Sikapnya ini bisa jadi membuat Anda merasa tertekan, di satu pihak Anda ingin mengakhiri hubungan, namun di lain pihak Anda merasa sulit untuk melepaskan dia.

Maka, bagaimana cara menyikapi & menghadapi pacar yang dependen? Apakah Anda juga sulit meninggalkan dia? Maka, posisikan diri Anda sebagai orang yang mandiri. Anda pantas menyadari kelayakan diri Anda sebagai pribadi. Anda pribadi yang punya kebebasan. Untuk sementara waktu, jauhkan diri Anda dari pasangan Anda. Kalian berdua perlu mengadakan jarak terhadap satu sama lain secara psikologis ("psychological separation").

Setelah mengadakan perpisahan secara psikologis, maka ini akan menempatkan Anda pada posisi di mana Anda bisa mendekati relasi Anda dengan cara yang baru dan segar. Saat Anda menjauh, Anda akan sampai pada posisi kemandirian. Hubungan yang sehat antara seseorang dengan pasangannya bukanlah hubungan yang saling tergantung ("co-dependent"), namun hubungan yang saling mandiri ("inter-independent") di mana masing-masing pihak merasa dirinya mandiri dan bebas untuk mengasihi pihak lain. Di sini, masing-masing pihak mengakui kelayakan diri mereka masing-masing ("self-worth") dan dengan itu masing-masing pihak juga menghargai pihak lain dengan keunikan pihak lain, dan menerima pihak lain apa adanya. Dengan sikap di mana masing-masing pihak merasa mandiri dan bebas untuk mengasihi pihak lain, maka ini akan membuahkan kasih yang sehat dan keintiman yang sehat, bukan kasih yang sifatnya dependen dan adiktif ("dependent and adictive love"). Ini akan mengarah pada pertumbuhan psikologis yang sehat dan kematangan ("psychological growth and maturity").

Dua orang yang sama-sama mandiri/independen akan lebih mudah untuk membina keintiman yang sehat dan "saling mengisi" terhadap satu sama lain.

Berikut adalah kerugian dari membina relasi yang sifatnya adktif atau "co-dependent":
1. Membatasi kemampuan Anda untuk merasa bahagia.
2. Membatasi kemampuan Anda untuk berfungsi secara maksimal dan mewujudkan potensi Anda secara penuh.
3. Membatasi keterbukaan Anda pada pengalaman-pengalaman baru.
4. Membatasi kemampuan Anda untuk menikmati hidup dalam kekinian.
5. Membatasi energi Anda untuk kegiatan-kegiatan kreatif.
6. Membatasi kekuatan pribadi dan kebebasan Anda.
7. Membatasi kemampuan Anda untuk menerima orang lain.
8. Membatasi kesediaan Anda untuk menghadapi ketakutan-ketakutan Anda.
9. Membatasi spontanitas Anda.
10. Membatasi potensi spiritual Anda.
11. Membatasi kapasitas Anda untuk membina keintiman sejati dan sungguh mengasihi.

 Ada tujuh tahapan untuk keluar dari relasi yang sifatnya adiktif atau "co-dependent":
1. Denial
2. Discomfort
3. Confrontation
4. Pyschological Separation
5. Resolution of Self
6. Belonging
7. Reaching Out

Silahkan Anda membaca buku "Is It Love or Is It Addiction: The book that changed they way we think about romance and intimacy" oleh Brenda Schaeffer, untuk memperoleh informasi lebih lengkap tentang setiap tahapan di atas.

Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional untuk menangani masalah relasi Anda dengan pasangan. Ingatlah bahwa relasi yang sehat ditandai dengan kemandirian dari masing-masing pihak dan kebebasan untuk mengalami intimitas dan sungguh mengasihi.

Semoga Anda berhasil membina hubungan yang sehat dengan pacar atau pasangan Anda, demi pertumbuhan psikologis dan kematangan Anda. 



Komentar