Kembali
menulis lagi….
Aku mau
sharing sedikit….

Kemarin
malam saya eksplor di internet sampai jam 00:30. Menarik sekali memang, karena
sejak sore, sebenarnya saya sudah mulai gundah. Kalau saya menganut pandangan
tentang Tuhan a la new age, Yesus & Allah Bapa mau dikemanakan….saya masih
jauh sekali dari seorang santo, namun saya sudah lama juga mengenal Yesus…atau
paling tidak tahu…menggantikan Yesus yang selama ini saya anut sebagai Tuhan,
menggantikan konsep Tuhan dengan konsep Tuhan a la New Age, bukan perkara
mudah…ada rasa “menganjal” dan kehilangan. Sesuatu yang sangat hakiki dan
mendalam sifatnya, perasaan ini. Ada sesuatu yang “tidak beres,” kalau
menggantikan konsep Tuhan yang selama ini saya tahu dan kenal, Tuhan yang
berpribadi dan “menebus,” yang disalib untuk umat manusia, untuk saya, dan
menggantikannya dengan konsep Tuhan yang impersonal dan tidak menjelma menjadi
manusia. Lalu, mau dikemanakan sahabat saya yang terbaik selama ini, Yesus. Mau
dikemanakan Dia…. Bagaimana dengan kedudukan-Nya / nya, dalam hidup saya. Mau
ditaruh di mana? Apa mau dilupakan saja….hei tunggu dulu, itu bukan perkara
mudah, melupakan begitu saja dan menganut konsep Tuhan yang impersonal namun
tidak kalah indahnya….God the Universe….
Kemudian,
saya mendapat beberapa poin yang menjadi poin-poin utama, atau katakan saja
basic tenets tentang pandangan New Age, dan banyak poin-poin ini yang saya
lihat, paling tidak ada separuhnya, poin-poin yang menjadi benang merah dalam
New Age, yang saya lihat muncul atau ada dalam buku-buku dan karangan Dr. Brian
Weiss. Setidaknya ada separuh dari kesemua poin-poin yang disebut itu, juga
dituturkan oleh Catherine, pasien Dr. Brian Weiss yang terkenal itu. Ada dua
situs yang menawarkan poin-poin itu, salah satunya beliefnet.com dan lainnya
kalau tidak salah, saya menemukan di wikipedia, berkenaan dengan konsep-konsep
dasar yang dianut oleh pandangan New Age.
Setelah itu saya kembali
menemukan salah satu situs Kristen atau Katolik yang mengemukakan pandangan
tentang penderitaan menurut versi Kristen atau Katolik. Yah…ini pandangan yang
terasa lebih “sreg” bagi saya. Pandangan ini kalau dalam bahasa Inggrisnya
lebih “in tune,” dengan bagian diri saya yang lebih hakiki.
Karena saya telah dibesarkan
dengan spiritualitas Katolik, maka dengan itu pula saya seharusnya hidup.
Spiritualitas Kristen hidup berdampingan dengan spiritualitas Katolik kalo
menurut saya. Keduanya saling melengkapi, masing-masing punya penekanannya
sendiri & kekayaannya sendiri, namun keduanya saling melengkapi.
Komentar