Ketenangan Inspiratif di TB Gramedia Matraman

Selamat malam...

Malam yang sungguh tenang dan inspiratif untuk menulis....

 Tadi sore, saya ke toko buku Gramedia Matraman....toko buku Gramedia yang terbesar...terus terang, saya ke toko buku ini karena ingin membeli buku berjudul "Perjalanan ke Atap Dunia" karangan Daniel Mahendra...saya menemukan buku ini di perpustakaan PKPM Unika Atma Jaya...tadinya saya ingin meminjamnya, namun karena saya bukan mahasiswa lagi dan sudah alumnus....maka saya tidak diperbolehkan meminjam....hanya boleh meminjam jika ada orang yang bersedia menjadi wakil saya, jadi saya pinjam buku ini atas nama orang tersebut....setelah pembicaraan singkat diketahui bahwa buku ini dibeli di Gramedia...maka singkat kata, daripada merepotkan orang dan berpanjang-panjang proses prosedur perwakilan...maka saya memutuskan untuk pergi ke Gramedia dan membelinya sendiri....

Maka, saya pun ke Gramedia Matraman...perlu saya kemukakan di sini...bahwa ini saya lakukan setelah saya berjumpa dengan Purek IV Unika Atma Jaya untuk membicarakan kemungkinan saya bekerja paruh waktu sebagai staff Atma Jaya Press....pembicaraan kami berlangsung cukup lancar...dan kebetulan di situ ada seorang bapak yang menjadi kepala bagian HRD Unika Atma Jaya....dia sangat positif melihat latar belakang saya yang penerjemah....tadinya Ibu Purek sedang ada tamu dadakan...maka saya disuruh menunggu sekitar setengah jam sebelum akhirnya bisa bertemu dengan beliau...akhirnya saya pun bertemu dan dipersilahkan masuk ke ruangannya....ini adalah berkat terselubung...kenapa...karena kalau saya tidak menunggu dan pertemuan dengannya tidak tertunda, maka saya tidak berjumpa dengan bapak tadi, yang ternyata menganggap kemampuan yang saya miliki sangat relevan untuk bekerja di Atma Jaya Press...maka ini mengapa saya sebut sebagai berkat terselubung....

Nah, mereka berdua tidak melihat ada keberatan untuk menerima saya....dan agaknya saya dianggap cukup "promising" untuk bekerja di situ....namun ternyatan Unika Atma Jaya baru mengemban policy untuk sementara tidak menerima orang baru....atau karyawan baru...jadi ada kemungkinan yang cukup besar bahwa saya akan diterima bukan sebagai karyawan atau staf paruh waktu, namun sebagai karyawan "penggal waktu," yaitu dipanggil atau dipekerjakan menurut kebutuhan....yang sementara ini adalah mengerjakan editing dan mungkin juga membuat resensi buku-buku yang diterbitkan....sampai di sini cukup jelas ya...namun kelihatannya sama sekali tidak terlihat tanda-tanda penolakan atau ketidaksetujuan dari kedua orang yang saya sebutkan tadi...mereka berdua terkesan cukup positif pada saya....

Sampai di sini dulu saya menulisnya....karena hari sudah cukup larut dan saya lelah karena seharian bepergian....saya lanjutkan menulis ini besok... 

Nah, saya lanjut menulis lagi....

Setelah bertemu dengan kedua orang tadi, maka saya pun ke TB Gramedia Matraman untuk membeli buku "Perjalanan ke Atap Dunia" oleh Daniel Mahendra. Saya naik bussway dari depan kampus Unika Atma Jaya...bussway-nya penuh sesak...saya berdiri sambil membayangkan salib Yesus seperti yang saya ceritakan kemarin...saya tiba di Senen...dan saya transit di halte bussway yang di Senen. Saya menunggu cukup lama di halte bussway Senen...saya menunggu sambil berdiri...rasanya cukup penat kaki saya. Akhirnya Bussway jurusan ke Gramedia Matraman tiba. Saya naik. Bussway penuh sesak. Saya berdiri lagi sambil memandang ke arah jendela. Betapa semerawutnya Jakarta. Jalanan penuh sesak. Mobil dan sepeda motor berjubel. Orang lalu-lalang. Tidak ada yang peduli. Tidak ada yang kasihan. Semua sibuk memerjuangkan kepentingan masing-masing. Ada toko-toko lama dengan papan-papan nama yang agaknya sudah puluhan tahun. Terletak di seberang jalan yang ke arah Senen, karena kan saya menuju ke arah Matraman. Toko-toko Tionghoa. Mungkin salah satu di antaranya ada "Rumah Obat" juga, penamaan a la tempo dulu untuk apotik Tionghoa. Saya melihat dari jendela Bussway, berusaha mengamati apa yang dilakukan orang-orang di dalamnya. Ada tempat fotocopy. Saya berusaha memerhatikan dari dalam ruang bussway yang walau sesak namun cukup adem, karena berpendingin udara. Ada beberapa orang di dalamnya. Orang-orang yang sudah cukup berumur. Orang-orang Tionghoa. Mungkin sekali mereka adalah pemiliknya. Ada beberapa orang pribumi. Mbak-mbak. Mungkin sekali mereka adalah para pegawainya. Saya mengamati kesibukan mereka terus dari dalam bussway. Sudah berapa lama mereka bekerja. Apa saja yang mereka kerjakan sehari-hari...kelihatannya toko mereka cukup ramai dan tidak pernah benar-benar sepi pengunjung, meskipun juga tidak berjubel terus. Apakah mereka khawatir dengan masa depan? Barang-barang apa saja yang mereka jual? Saya terus mengamati, seiring dengan toko-toko itu semakin menjauh, dan area pinggir jalan sekarang digantikan dengan gedung-gedung yang lebih modern. Ada beberapa gedung pemerintah. Ada juga "Bakmi Naga." Tempat kami biasa makan dulu sekeluarga, di sela-sela kami makan "Bakmi Gajah Mada." Selisih sedikit, namun rumah makannya tidak sebesar dulu, dan rasanya memang tidak seenak Bakmi GM, namun masih kuat untuk eksis.

Akhirnya, bussway yang saya tumpangi sampai di depan Gramedia Matraman. Saya pun turun dan menelusuri alur panjang dari halte bussway, menyusuri koridor jembatan penyeberangan jalan ke arah seberang jalan, ke Gramedia Matraman. Saya masuk, naik ke lantai dua dan bertanya kepada petugas, bagian buku-buku traveling dan EYD untuk memersiapkan pekerjaan saya di Atma Jaya Press. 

Saya menuju rak buku-buku traveling. Saya cari-cari dan tidak ketemu. Ternyata masih ada satu. Plastiknya sudah dibuka. Saya bertanya kepada petugas, meminta buku yang masih disegel dengan plastik dan lebih bagus keadaannya. Ia melihat ke komputer dan melacak bahwa stoknya masih ada dua puluh empat, namun orang yang sedang memegang kunci sedang makan, maka saya diminta menunggu sampai pukul 19:00. Saya pun menunggu....dan saat menunggu inilah saya memeroleh ilham yang menjadi pemicu, memberi saya gagasan untuk menuliskan judul dan artikel blog kali ini.

Saya menunggu, dalam keheningan dan kesenyapan TB Gramedia yang saat itu tidak padat pengunjung...saya menunggu di lorong sela-sela rak buku-buku EYD. Saat itulah, saat menunggu ini, saya membaca buku berjudul "Creative Blog Writing: Rahasia Seni Menulis Blog Lebih Kreatif" oleh Ollie. Ternyata dari menulis blog, orang dapat menjadikan masa depannya lebih baik. Anda mungkin dapat memahami perasaan saya...diluar seperti saya ceritakan tadi...suasana sangat padat dan lalu-lintas semerawut....orang-orang saling tidak peduli dan mengutamakan kepentingan dan keselamatan diri mereka sendiri....

Ini sekarang saya dalam keheningan, ditemani oleh lagu-lagu jazz yang diputar oleh Gramedia...saya tenang....kegundahan saya...dan keadaan benak saya yang tadinya ada dalam ambang batas kepanikan, yang diam-diam mulai mengintai....ditenangkan dan disejukkan oleh suasana toko buku yang sejuk dan sepi itu....ini menjanjikan sesuatu batin saya...ada sesuatu yang hendak disampaikan oleh suasana ini....ada banyak buku-buku motivasi, tadi saya melihat sepintas...buku-buku motivasi untuk mengubah hidup dan masa depan banyak orang, yang sekarang ini mungkin sedang gundah dan galau karena merasa masa depan dan hidup dan penghasilan yang tidak menentu...

Inilah pesan yang ingin disampaikan oleh ketenangan sarat makna ini, oleh keheningan, oleh alam semesta yang bicara lewat kehadiran buku-buku ini, aromanya, nuansanya, dan atmosfir yang mereka munculkan bersama-sama.... "Inilah tempatmu Bon...inilah tempatmu...masa depanmu ada di sini....hidupmu dan jiwamu ada di sini...ketenangan finansialmu dan masa depanmu ditentukan oleh perjuanganmu dalam ketenangan dan keheningan di antara buku-buku ini....inilah tempatmu, masa depanmu, kecukupanmu....alam semesta terasa menyapaku dan menampilkan wajahnya yang ramah dalam hamparan, nuansa, dalam ruangan tempat di mana kehadiran buku-buku terasa meraja dan dominan....alam semesta terasa menyapaku dengan lembut dan kebaikannya....kau tidak perlu takut Bon...kau tak akan kelaparan dan menjadi gelandangan....setiap orang memiliki tempatnya dalam alam semesta ini...meskipun para gelandangan itu sendiri. Mereka juga punya tempatnya masing-masing...mungkin mereka malas, mungkin mereka bahkan bisa memperoleh penghasilan lebih besar dengan cara menggelandang dan mengemis...daripada bekerja menggunakan bakat dan kemampuan yang dikaruniakan Tuhan...dikaruniakan alam semesta kepada mereka...itu pilihan mereka...mereka memutuskan demikian...selalu ada pilihan....mereka memilih menggelandang dan mengemis....lagi, kau tidak perlu takut Bon, kau punya bakat menulis & menerjemahkan...kau perlu bergerak dan belajar dan menambah wawasan dan kemampuan, bertemu orang-orang dari penerbit. Kau perlu mengembangkan diri....menambah wawasan, dan membaca lebih banyak buku dan teknik menulis....juga grammar dan penulisan dalam bahasa Inggris, entah itu academic atau bukan, atau journal writing....kau tidak perlu takut Bon...alam semesta punya rencana...kau punya inner calling...punya panggilan....punya destiny yang harus digenai dalam periode hidupmu di dunia...inilah tempatmu...berada di antara buku-buku...menulis...meresensi...meringkas...menyadur...mengolah...menerjemahkan...dan menghasilkan karyamu sendiri...mungkin dalam bentuk e-book & blog writing...kau pasti bisa asal tekun dan mau belajar....juga fokus....alam semesta menyediakan tempat bagimu....inilah dia...tempatmu di sini...

Dan, dengan pikiran itu, saya pun pulang ke rumah, menyongsong lagi jalanan ramai di depan TB Gramedia Matraman, di mana motor dan mobil berseliweran, kurang peduli satu sama lain. Saya melangkah mantap menapaki koridor jembatan penyeberangan menuju ke halte bussway...

Komentar