Menulis Jurnal & Memelihara Kesadaran

Kamu tentu sudah pernah mendengar tentang praktik meditasi Zen. Aliran Zen bukanlah suatu agama, namun lebih merupakan praktik laltihan spiritual dan jalan hidup. Para praktisi zen dilatih untuk memelihara benak yang jernih dan tertata, agar dapat melihat realita seperti apa adaya, tanpa diwarnai oleh persepsi subyektif dari praktisi tersebut.

Latihan memelihara kesadaran ala zen banyak dipraktikkan oleh orang-orang dari berbagai jenis latar belakang agama. Ini pratik untuk menjernihkan pikiran dan mencapai keseimbangan diri. Praktik ini juga berguna untuk melatih kendali diri apabila seseorang mengalami ketidaksatabilan emosi, seperti misalnya tidak dapat mengendalikan amarah, diganggu perasaan tidak aman, dan gangguan perhatian. Singkatnya, praktik meditasi ala zen bermanfaat untuk meringankan stress, menyeimbangkan kehidupan seseorang, dan membuatnya lebih efektif untuk menjalankan pekerjaan di kantor atau di rumah, kalau ia berkantor di rumah. Ini adalah praktik sederhana dan tidak membutuhkan biaya besar, namun perlu dijalani secara teratur dan serius, supaya manfaatnya dapat dirasakan.

Dalam artikel kali ini, akan dibahas hubungan antara latihan menurut tradisi Zen dan menulis jurnal. Namun kali ini menulis jurnal akan lebih ditekankan untuk melatih menulis sesuatu tentang di luar diri penulis jurnal, yang tentunya dikaitkan dengan alam internal dirinya juga. Singkatnya, ini adalah menulis jurnal dengan latihan kesadaran ala Zen. Menulis dengan kesadaran penuh perhatian.

Untuk menulis jurnal dengan perhatian penuh kesadaran, kamu dapat melakukan latihan ini: di suatu sore atau pagi hari (boleh juga siang hari), keluarlah dari rumah atau kamar kost-mu. Kamu boleh berjalan kaki mengelilingi area sekitar rumah atau tempat kost. Kamu juga boleh naik kendaraan umum (bus transjakarta, mikrolet, dll). Ini adalah latihan untuk menabung bahan atau materi untuk menulis jurnal. Ini adalah latihan untuk memenuhi persediaan (database) imaji dalam benak Anda. Ini adalah latihan untuk menabung pengalaman mental. Latihan untuk menyiapkan benak...dan kemudian menulis jurnal.

Setelah keluar rumah, luangkan waktu sedikitnya 20 menit, kalau kamu memutuskan untuk berjalan kaki...dan sekitar satu jam, kalau kamu memutuskan untuk menaiki kendaraan umum. Kalau kamu mau menyetir mobil pribadi, boleh juga....namun usahakan untuk mengendarai pelan-pelan, dan lagi...kalau kamu menyetir mobil pribadi, kesempatan untuk mengamati lingkungan juga berkurang, karena kamu mesti fokus ke jalanan.Maka, laltihan ini lebih efektif kalau dilakukan dengan cara berjalan kaki atau menumpang kendaraan umum...karena kesempatan untuk mengamati dan melatih kesadaran penuh perhatian juga lebih banyak...

Amati apa saja yang kamu lihat, peliharalah perhatian penuh kesadaran....usahakan jangan terlalu banyak menilai...lihat, amati, dan sadari tanpa terlalu banyak penilaian. Kamu saat ini sedang menabung imaji dan materi penulisan, menabung bahan pengalaman untuk ditulis. Amati apa saja yang kamu lihat dan jumpai....apa saja yang kamu lihat di sisi jalanan yang sedang kamu lalui...bangunan-bangunan, gedung-gedung kantor pemerintahan, gedung-gedung kantoran swasta yang mewah...pasti banyak karyawan dengan busana bermerek dan berpenghasilan tinggi di dalamnya ...hahaha...amati sepintas, jangan terlalu banyak menilai...karena kapasitas benak untuk menampung imaji & pengalaman harus dihemat...amati juga bangunan-bangunan mesjid, gereja-gereja, dan kuburan-kuburan...yang bertebaran di pelosok kota tempat tinggalmu...amati...amati...amati...dan sadari...sadari...sadari....

Lakukan ini terus, tambahkan waktu sesuai keinginanmu...sampai kamu puas. Sekali lagi, latihan ini berguna untuk mengisi sumur mentalmu...dengan imaji dan pengalaman...amati orang-orang, sedang apa mereka, di mana rumah mereka, apa pekerjaan mereka, amati saja, bagaimana rupa dan penampilan mereka...apa yang sedang mereka perbincangkan....apa kira-kira yang ada di pikiran mereka...jangan terlalu banyak menilai dulu....biarkan benakmu menampung curahan imaji dan pengalaman ini...bagaikan bejana yang menampung curahan air hujan...terisi sedikit demi sedikit, makin lama makin terisi, sampai akhirnya penuh...

Setelah kamu tiba di rumah, jangan langsung menulis, namun usahakan untuk menenangkan diri. Bebaringlah sejenak atau duduklah di kursi yang nyaman...Baru setelah itu, mulailah menuangkan persediaan imaji dan pengalaman tadi ke atas kertas...mulailah menulis jurnal...menulislah sampai puas....tuangkan seluruh kumpulan imaji dan pengalaman yang telah ditampung tadi dalam bejana mentalmu...Kalau tadi kamu menampungnya sedikit demi sedikit, maka sekarang tuangkan itu sedikit demi sedikit....tuangkan sampai kamu puas, sampai akhirnya kosong....

Nah, inilah latihan ala praktik Zen dalam penulisan jurnal....lakukan latihan ini secara berkala, setiap kali kamu merasa mentalmu kering dan kehabisan bahan ide untuk menulis jurnal...latihan ini juga berguna untuk mengasah kepekaan dan ketajaman pengamatan. Ketajaman ini dapat berguna dan menjadi bekal kalau kamu berencana untuk menulis novel kelak...Lakukan dan nikmati saja latihan ini, tanpa terlalu memusingkan hasil tulisanmu, atau apakah ada orang yang pernah membacanya...

Diolah dari: Cameron, Julia. The Right to Write: An Invitation and Initiation into the Writing Life. New York: Jeremy P. Tarcher/Putnam, 1998.

Komentar