Menulis Itu Mudah

Menulis (jurnal) itu mudah...Tuliskan apa saja yang ada dalam pikiranmu...menulis itu adalah sebuah karunia, dan bukan keharusan. Menulis adalah suatu kenikmatan tersendiri....bersyukurlah karena bisa diberikan kesempatan untuk menulis.

Menulislah...menulis jurnal atau menulis tentang topik tertentu, tanpa terlalu mempedulikan kaidah-kaidah tata bahasa....menulislah karena kamu senang menulis, karena kegiatan ini sendiri menyenangkan dan pantas dijalani...menulislah karena itu menghibur....

Kunci untuk menjadi penulis adalah bersedia untuk menjadi seorang "penulis pemula..." Dengan sikap mental ini, maka benak akan terbuka dan dimudahkan untuk kita mulai menulis. Karena kamu tidak perlu terlalu memikirkan tentang aturan tata bahasa dan memusingkan apa ada orang yang kelak membaca karyamu atau tidak. Dengan menganut sikap benak untuk menulis sebagai "penulis pemula," maka kamu dapat mulai menulis dengan apa yang ada padamu sekarang. Kamu tidak perlu menunggu untuk punya "mood" ideal, atau punya bahan / materi menarik yang pasti akan dibaca banyak orang...mulai menulis saja...kalau perlu sekarang, setelah membaca entri ini....Menulislah dengan tingkat semangat dan mood apa pun yang ada pada mu saat ini, dengan bahan/materi apa saja yang kamu punya sekarang...menulislah dengan penuh syukur dan dinikmati...

Saat kamu sekolah dulu, kamu tentu pernah mendapat tugas untuk mengarang. Mungkin ini tugas untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Guru mungkin menilai bahwa karanganmu bagus, mungkin juga tidak...karanganmu kurang ini, karanganmu kurang itu,...kamu menyimpang dari alur pokok, dan lain-lain...Tapi untuk kali ini, lupakan itu semua, menulislah saja tanpa terlalu memikirkan kaidah-kaidah tata bahasa...menulislah dengan mengalir, tanpa terlalu memusingkan EYD....

Menulis itu melatih dan memberi kenikmatan pada otak. Kamu dapat memandang seperti ini: menulis dengan melihat "fatamorgana" dalam mentalmu....fatamorgana ini ada di kejauhan, kamu mendekati fatamorgana ini untuk berusaha menuliskannya, menjelaskannnya, dan memberinya bentuk yang jelas...namun kamu tidak pernah mampu menjelaskan fatamorgana ini dengan sempurna. Beginilah yang terjadi dalam proses menulis, namun menulis tetap layak dilakukan dan memberikan kenikmatan. Melakukan ini saja sudah memberikan kenikmatan dan mengandung nilainya sendiri. Kamu mungkin tak akan pernah menghasilkan sebuah mahakarya yang menjadi best seller, namun ini tidak membuat kegiatan menulis yang kamu lakukan menjadi tidak bernilai. Menulis mengandung nilainya sendiri dan tak dapat digantikan dengan kegiatan lain.

Bagaikan melihat fatamorgana "air" di jalan bebas hambatan...ketika kamu semakin mendekati itu dengan mobilmu, fatamorgana ini pun lenyap. Seperti itulah menulis, bagaikan cinta yang tak dibalas, menimbulkan kekacewaan dan ketidakpuasan...namun dengan itu kamu dapat semakin giat berlatih untuk menjelaskan, menggambarkan, dan memberi bentuk dari fatamorgana ini lewat tulisanmu....inilah gunannya latihan menulis dengan tekun....seiring dengan berjalannya waktu, kamu pun akan menjadi semakin terampil dan mahir...

Sumber:
Diolah dari: Cameron, Julian. The Right to Write: An Invitation and Initiation into the Writing Life. New York: Jeremy P. Tarcher/Putnam. 1998.

Komentar