Menulis Jurnal tentang Situasi Genting & Rasa Takut

Apakah kamu pernah mengalami rasa takut? Bagaimana rasanya...menyakitkan dan melukai bukan.....rasa takut memang menyakitkan dan melukai. Rasa takut bahkan menusuk lebih dalam daripada pedang. Rasa takut dapat melukai harga diri dan kebanggaan diri kita. Rasa takut sebaiknya dihadapi, dan jangan dihindari...kalau dihindari dan lari dari rasa takut, akan membuat hidup kita malahan tidak aman, karena merasa melarikan diri dari sesuatu yang sepantasnya dihadapi. Kita bisa kehilangan makna hidup karena tidak mau memberanikan diri untuk menghadapi apa yang kita takuti.

Rasa takut bisa disebabkan oleh macam-macam...dalam artikel kali ini akan dibahas dua penyebab rasa takut...yakni rasa takut untuk keluar dari zona nyaman...dan rasa takut yang disebabkan karena harus menghadapi situasi yang berisiko (mengemban tanggung-jawab tertentu).Rasa takut dengan penyebab yang disebutkan pertama, akan dikaitkan dengan tantangan survival dalam hal keuangan (finansial), yakni keharusan untuk keluar dari zona nyaman & aman yang selama ini ditinggali. Rasa takut dengan penyebab yang disebutkan kedua, akan dikaitkan dengan tugas dengan kandungan tanggung-jawab tertentu yang mesti diemban.

Setiap orang harus berjuang untuk bertahan hidup (survival). Untuk yang telah terbiasa hidup dalam zona nyaman selama bertahun-tahun, perjuangan ini membawa tantangan tersendiri. Bagai orang yang terbangun tidur lelap sementara hari telah siang...ia sudah agak "ketinggalan kereta." Namun masih belum fatal...ia masih punya tenaga dan "tidak ada kata terlambat" bagi orang yang mau belajar dan berjuang. Ia harus keluar dari zona nyaman dan menghadapi rasa takutnya. Nah, tuliskanlah tentang ini, tentang rasa takut yang dialami karena mesti menghadapi perjuangan. Menuliskan tentang rasa takut itu juga dapat menjadi terapi untuk menyembuhkan luka yang ditimbulkan oleh rasa takut itu...luka ini bisa cukup dalam dan membekas selama bertahun-tahun.

Menulislah saja tentang rasa takut itu, seperti apa rasanya, pikiran-pikiran apa yang timbul mengiringi rasa takut ini...apakah takut gagal...apakah semua usaha pasti sia-sia saja...apa peluang untuk berhasil terasa kecil & minim. Apa rasa takut ini disebabkan karena merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Coba periksa batin dan pikiran-pikiranmu....tuliskanlah itu, lihat sisi positif dan berkat terselubung yang terkandung di dalamnya...yakni dengan menuliskan itu akan membawa kesembuhan, dan siapa tahu ada orang yang merasa tertolong dan disemangati oleh tulisanmu itu....sungguh membawa makna bukan...apa yang tadinya dirasa sebagai hal negatif dan menekan, ternyata bisa membawa kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain....menyembuhkan diri sendiri dan menyemangati orang lain juga untuk menghadapi rasa takut mereka, dan mengilhami mereka juga...

Penyebab rasa takut yang kedua adalah keharusan melaksanakan tugas yang mengandung muatan tanggung-jawab. Misalnya, ada anggota kerabat yang meninggal di luar kota, sehingga harus mengantar orangtua ke bandara udara dini hari. Tubuh masih lelah dan mata mengantuk karena tidur terbatas, semalam harus membantu mereka mempersiapkan barang dan mengepak kopor, serta membeli tiket secara online. Ini tanggung-jawab yang tidak ringan, meski bukan super berat juga. Mengemudi dini hari ke bandara membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan ekstra. Keselamatan penumpang ada di tangan pengemudi. Ini tugas mulia namun beresiko, dan dapat menimbulkan rasa takut....rasa takut yang bernilai, meski membawa beban juga...belum lagi situasi di airport yang semerawut dan banyak orang dengan kepentingan masing-masing...harus bisa fokus untuk mengurus check-in, pengurusan bagasi, dll.

Nah, tuliskan tentang rasa takut ini, bagaimana kejadian ini mempengaruhi cara pandang kita yang mengalami rasa takut itu. Apakah kematian kerabat itu manyadarkan kita bahwa orangtua kita juga tak akan hidup selamanya...ini mengarah ke penyebab rasa takut yang pertama, yakni keluar dari zona nyaman dan berjuang untuk bertahan hidup...dan kita pun sadar, kedua jenis rasa takut ini sebenarnya satu paket...saling berhubungan, dan dapat diringkas menjadi satu kalimat: "takut menghadapi kehidupan..."

Lewat menulis jurnal, kita dapat mengubah rasa takut ini menjadi sesuatu yang positif, dan dapat berguna untuk diri sendiri & orang lain. (1) memperoleh kesembuhan, (2) menyemangati orang lain menghadapi rasa takut mereka, (3) belajar menghadapi rasa takut itu, dan bertekun berjuang untuk survive - belajar adalah kata kuncinya....

Untuk sementara, sampai di sini dulu artikel kali ini, semoga tulisan ini dapat memberi wawasan untuk orang yang membacanya, memetik manfaat dari energi rasa takut sehingga menguntungkan dirinya...



Akun FB: Bonifasius Sindyarta
Memberi jasa terjemahan “Inggris – Indonesia & Indonesia – Inggris” yang bermutu dengan harga terjangkau, untuk buku (termasuk novel), artikel ilmiah & non ilmiah.
Anda dapat menghubungi saya lewat email di: bsindyarta@yahoo.com

Komentar