Menulis & Nuansa Kehidupan

Alangkah baiknya kalau kamu menganut sikap bahwa menulis (jurnal) adalah suatu kenikmatan tersendiri. Punya dorongan untuk menulis meskipun merasa tidak ada yang dapat diungkapkan adalah sebuah kemewahan tersendiri.

Setelah berhari-hari turun hujan dan langit mendung, alangkah senangnya untuk melihat matahari bersinar cerah pada pagi hari.....seperti inilah rasanya menulis.

Biarkan dirimu menikmati kesenangan menulis. Berikan ruang gerak besar pada dirimu untuk menulis. Puaskan kebutuhanmu untuk menulis. Alami kepuasannya...

Menulis dapat membuatmu menjalani kehidupan dengan gairah besar. Kehidupan menjadi lebih berwarna dan memikat untuk dijadikan bahan tulisan. Menulis dapat membuatmu melihat hal-hal yang sebelumnya luput dari pengamatan. Kehidupan menulis (jurnal) adalah kehidupan penuh kesadaran....kehidupan yang dijalani dengan penuh kesadaran...ini meminjam istilah dari tradisi Budhis, ini disebut "Mindfulness Living."

Kata lain dari "mindfulness living" adalah "living heartfully," yang artinya hidup dengan kepenuhan hati. "Heart - art - seni" dan "hear - t - mendengarkan," maka menulis adalah "the art of listening heart" seni dari hati yang mendengarkan....menjalani kehidupan menulis (jurnal) artinya menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran...menjalani kehidupan dengan hati yang mendengarkan.

Manfaat menulis (jurnal) mungkin sangat mirip dengan manfaat dari menjalankan praktik meditasi, yakni, "saya melihat dunia lewat kaca mata baru," lewat praktik menulis (jurnal).

Kamu dapat menyampaikan pada alam semesta tentang kesenangan-kesenangan dan ketidaksenangan-ketidaksenangan. Menulis (jurnal) juga dapat menjadi sarana untuk "membersihkan benak - pikiran" dan "membuang muatan mental." Maka, menulis dapat dikatakan bahwa artinya kamu menata ulang kehidupanmu.

Menulis (jurnal) adalah cara untuk mengolah pengalaman, terutama pengalaman buruk. Lewat menulis, maka pengalaman buruk lebih mudah untuk diolah dan dipetik manfaatnya, atau pelajarannya yang membuat orang lebih dewasa dan bijak. Menulis (jurnal) dapat meregulasi energi mental sehingga memudahkan mengolah suatu pengalaman dan peristiwa.

Menulis (jurnal) dapat dikatakan mirip makan. Lambung perlu mencerna makanan supaya tetap sehat. menulis juga dapat menjadi makanan yang dicerna. Seorang penulis mungkin punya "selera" menulis yang tinggi, dan menikmati makan (kegiatan) menulisnya.

Pengharapan akan suatu peristiwa tertentu akan membuat kamu mengalami perasaan antisipasi. Ini membuat kamu mengalami nuansa tertentu yang kamu nikmati bagai kamu menikmati makanan atau buah-buahan.

Disadur dari: Cameron, Julia. The Right to Write: An Invitation and Initiation into the Writing Life. New York: Jeremy P. Tarcher/Putnam. 1998.


Komentar