Selama ini kamu mungkin menganggap bahwa seorang penulis
harus memiliki “kumpulan karya-karya tulis.” Ini adalah cara pikir yang
dangkal. Mungkin dari sini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa menulis lebih
berkaitan dengan pikiran daripada perasaan.
Kamu lebih “berpikir” tentang menulis, daripada mengamati apa yang kamu
lakukan dengan “perbuatan menulis” itu sendiri. Menulis itu seperti seni, yakni
adalah persoalan mewujudkan pengalaman. Menulis adalah suatu pengalaman yang
diwujudkan.
Para penyair terkenal yang berkebangsaan Inggris, terutama
yang menghasilkan karya-karya yang “bertemakan alam,” kerap berjalan kaki untuk
menikmati alam dan menghasilkan karya-karya mereka. Puisi-puisi mereka tercipta
lewat langkah-langkah kaki. Berjalan kaki adalah aspek sangat penting dalam
merentas alur kreatif untuk menciptakan puisi. Mereka mungkin tidak sangat
sadar bermaksud “menciptakan puisi” saat berjalan kaki, namun benak mereka
menyampaikan ini pada tubuh mereka yang berjalan kaki.
Tubuhmu menyimpan pengalaman. Tubuhmu menyimpan gairah,
semangat, dan sakit hati, momen-momen yang bersifat transenden. Saat kamu
mengalami trauma emosional, tubuhmu ikut memikul efeknya. Misalnya kehilangan
orang yang dikasihi, karena perpisahan atau kematian. Benakmu mungkin menjadi
lebih tumpul, karena berusaha menyangkal, namun tetap mengalami apa yang memang
ada.
Masuklah ke dalam tubuhmu. Ini artinya juga masuk ke dalam
hati. Hati adalah tempat bermukim seni. Ini alasan mengapa menulis dengan
tangan dapat membawamu pada kebenaran yang lebih mendalam, daripada menulis
menggunakan kibor, dengan jari-jemari “melayang” di atas tombol-tombolnya.
Tubuhmu banyak bercerita. Tubuhmu akan menceritakan
pengorbanan apa yang dituntut darinya oleh kehidupan. Banyak imaji dan kenangan
akan bermunculan lewat tubuh. Otot-otot akan membisikkan derita dan
impian-impianmu. Tubuhmu adalah sarana ekspresi diri. Mata, tangan, bahu,
pinggul, punggung, lidah, dan bagian-bagian yang lebih pribadi, semuanya ini
adalah peralatan untuk menulis.
Ketika kamu merasa jenuh karena terlalu banyak menulis,
kegiatan berjalan kaki dapat menyegarkan kembali kegiatan menulismu. Brenda
Ueland pernah mengatakan, “Seseorang harus pergi dan berjalan sendirian setiap
hari.”
Penyair Theodore Roethke pernah mengatakan, “Aku belajar
dengan cara pergi ke mana aku harus pergi.” Ia juga seorang penggemar kegiatan
berjalan kaki. Lewat berjalan kaki, kamu membina kontak dengan dimensi yang
tidak dibatasi oleh waktu. Ada unsur kuno (ancient) dalam pengalaman berjalan
kaki. Ada pandangan yang menyatakan bahwa tubuh mengandung kebijaksanaan yang
lebih besar, dan mengandung DNA-DNA spiritual jauh lebih banyak daripada yang
selama ini bersedia kita akui. Para nenek moyang dan segala kearifan mereka
tinggal dalam tulang-belulangmu dan hidup dalam darahmu.
Kamu “meraih” kata ke dalam tubuhmu. Tubuhmu banyak yang
hendak dikatakan jika kamu mau mendengar. Supaya tulisanmu “menyentuh” para
pembaca, bahasa kita haru kita alami secara fisik. Dengan cara ini, kamu “menyentuh”
para pembaca.
Menulis mengandung “daya & energi.” Penulis spiritual,
Sonia Choquette pernah menulis, “Kekuatan kata itu riil, entah apakah Anda
menyadari ini atau tidak…..di balik setiap kata, mengalirlah energi.”
Kata “suara hati” – “conscience,”
terdiri dari dua kata, yakni “con” = dengan (with), dan
“science” = (mengetahui).
Kamu tidak dapat memiliki suara hati jika kamu memecat
atau tidak menyertakan
tubuhmu dalam karya tulismu. Kamu harus membiarkan
dirimu, untuk bersama “dengan
– with” , “mengetahui – science,” : dengan mengetahui,
apa yang ditawarkan oleh
tubuhmu. Pengetahuan yang sejati, pengetahuan yang
otentik, adalah sesuatu yang
sifatnya lebih dalam daripada apa yang dapat dinikmati
dan dipandang menghibur oleh benak (pikiran).
Disadur dari:
Cameron, Julia. The Right to Write: An Invitation and
Initiation into the Writing Life. New York: Jeremy P. Tarcher/Putnam. 1998.
Akun FB: Bonifasius Sindyarta
Memberi jasa terjemahan “Inggris – Indonesia & Indonesia
– Inggris” yang bermutu dengan harga terjangkau, untuk buku, artikel akademik
& non akademik.
Anda dapat menghubungi saya lewat email di: bsindyarta@yahoo.com
Komentar