Mengisi Kolam Batin: Kencan Seniman



Di dalam batinmu, kamu punya sebuah sumur yang disebut sebagai sumur batin. Sumur ini berisi pasokan imaji dan dapat kamu gunakan untuk memberi bahan pada tulisanmu. Sumur ini dapat dianalogikan dengan sebuah penampungan. Penampungan ini harus tetap diisi dan dijaga agar dapat mengalir dengan bebas. Para penulis kerap mengajukan pertanyaan ini: mengapa karyaku mengering, ketika aku sedang oke-okenya menulis.

Sebenarnya mengapa sumur ini mengering ketika kamu sedang menulis dengan begitu lancar dan bagus, karena kamu terlalu banyak “memancing ikan” dari sumur ini. Kamu terlalu banyak mengambil imaji-imaji dalam gudang penyimpanan ini, tanpa secara sadar mengisi ulang.

Ada sebuah perangkat yang dapat kamu gunakan untuk mengisi ulang sumur batin ini. Perangkat ini disebut, “Kencan Seniman.” Kencan Seniman adalah sebuah perjalanan yang dilakukan sendiri. Kamu dapat melakukan ini satu kali seminggu. Pergilah ke museum, pertunjukan konser, galeri lukisan, menonton film. Lakukan ini untuk mengisi ulang sumur batinmu.

Kencan Seniman ini perlu kamu lakukan sendirian, di mana kamu mengalami nuansa dirimu menjadi seorang “seniman.” Kamu merayu kesadaran atau “benak” kreatifmu. Mungkin ide untuk melakukan perjalanan sendirian ini terasa asing, dan kamu belum siap menerimanya. “Bagaimana nanti kalau pacarku mencariku….” “Siapa yang akan mengurus anak-anak?”

Lawanlah penolakan ini, maka kamu akan menjadi lebih kuat. Luangkan waktu dan perhatian khusus untuk mengisi ulang sumur batin ini, sehingga kamu dapat lebih lancar menulis. Kalau sumur batinmu telah terkuras, kamu akan sulit memancing imaji-imaji dari situ. Kencan Seniman berguna untuk memenuhi kembali sumur batinmu dengan imaji-imaji dan gagasan-gagasan yang dapat kamu gunakan untuk menulis.

Kencan Seniman akan menjadikan hidupmu lebih kaya dan bervariasi. Ini dapat ditimba dan digunakan sebagai bahan tulisan. Kencan Seniman adalah sebuah paradoks. Semakin kamu lancar dan dapat menulis dengan “kaya,” semakin kamu enggan melakukan Kencan Seniman, karena kamu lebih memilih untuk menulis. Namun justru di saat-saat seperti ini, kamu lebih perlu melakukan Kencan Seniman.

Kalau “kehidupan menulis” lebih kamu utamakan daripada “karir menulis,” maka kamu sebaiknya lebih mengutamakan proses dan bukan produk. Bagaikan seorang atlit yang berpotensi, ia perlu berlatih teratur namun tidak terlalu berat untuk memelihara kondisinya. Memelihara dan melatih otot-otot menulis itu penting, untuk menjaga stamina menulismu.

Apa ini artinya juga? Ini juga artinya kamu perlu meluangkan waktu dan perhatian untuk mengisi ulang sumur batinmu, dan tidak terus-terusan mengail dari situ tanpa kenal batas kemampuan batinmu sendiri. Ini tindakan yang sangat bermanfaat bagi kelancaran dan daya pengaruh tulisanmu. Ini adalah investasi yang layak untuk dilakukan.

Harus ada keseimbangan antara aliran masuk dan aliran keluar pada kolam batinmu. Kalau keseimbangan ini tidak terjaga, hanya ada aliran masuk tanpa aliran keluar, maka aliran kolam batinmu akhirnya akan macet, keruh, dan membusuk.

Lebih mudah memelihara dan menjaga semangat menulis untuk tetap stabil, daripada harus membangkitkan ulang semangat ini dari nol, saat mata air batinmu (sumur batinmu) kering. Ini analog dengan olah-raga teratur akan menjaga stamina dan kebugaranmu.

Disadur dari:
Cameron, Julia. The Right to Write: An Invitation and Initiation into the Writing Life. New York: Jeremy P. Tarcher/Putnam. 1998.  

Akun FB: Bonifasius Sindyarta
Memberi jasa terjemahan “Inggris – Indonesia & Indonesia – Inggris” yang bermutu dengan harga terjangkau, untuk buku (termasuk novel), artikel ilmiah & non ilmiah.
Anda dapat menghubungi saya lewat email di: bsindyarta@yahoo.com

Komentar